Keterampilan Berpikir Kritis untuk Apoteker

Daftar Isi:

Anonim

Keterampilan berpikir kritis dipenuhi dengan logika, penalaran, dan pertanyaan. Menurut Asosiasi Kolese dan Universitas Amerika, pemikiran kritis melibatkan evaluasi menyeluruh atas informasi, masalah, dan gagasan sebelum pendapat atau tindakan diambil. Keterampilan ini diinginkan untuk sebagian besar pekerjaan apa pun. Di bidang farmasi, keterampilan berpikir kritis diperlukan untuk keselamatan dan kesejahteraan pasien. Keterampilan berpikir kritis untuk seorang apoteker meliputi kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, menafsirkan dan memutuskan strategi terbaik untuk meracik obat.

$config[code] not found

Analisis Sehari-hari

Apoteker membutuhkan kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis kekuatan dan kemurnian obat. Keterampilan ini penting ketika harus mengeluarkan obat yang tepat dengan dosis yang tepat. Pasien percaya bahwa obat yang diberikan tepat seperti yang diperintahkan dokter. Mereka mungkin juga memiliki pertanyaan tentang obat-obatan atau obat-obatan yang dijual bebas dan mencari jawabannya pada apoteker mereka. Misalnya, jika seorang pasien menimbang pilihan antara dua obat berbeda yang mengobati penyakit yang sama, apoteker dapat menganalisis informasi obat dan pasien dan memberikan alasan untuk mendukung satu obat obat lebih dari yang lain.

Cek dan Saldo Resep

Keterampilan berpikir kritis juga penting dalam meninjau resep pasien. Apoteker harus mengevaluasi resep untuk akurasi. Evaluasi menyeluruh juga memungkinkan seorang apoteker untuk menilai kecukupan obat dan kesesuaian bahan. Sebelum mengisi resep, seorang apoteker dapat memeriksa obat lain yang diminum pasien untuk menentukan apakah ada kemungkinan interaksi obat. Pemeriksaan dan keseimbangan ini memungkinkan apoteker untuk mengajukan pertanyaan atau masalah apa pun dengan pasien atau dokter pasien bila perlu.

Video Hari Ini

Dibawa ke kamu oleh Sapling Dibawa ke kamu oleh Sapling

Penambangan dan Interpretasi Data

Ketika dokter menulis resep, terkadang seorang apoteker harus menginterpretasikan informasi untuk menghasilkan dosis yang tepat dan jumlah total obat yang harus dikeluarkan. Keterampilan berpikir kritis diperlukan untuk menghitung jumlah obat ini. Juga, pasien mungkin mengalami efek samping dengan obat-obatan resep dan membawa masalah ini ke apoteker mereka. Apoteker dapat mengumpulkan informasi tentang obat dan gejala pasien untuk mengetahui alasan efek sampingnya. Upaya ini membutuhkan pemikiran kritis untuk memahami, menggabungkan, mengatur, dan menafsirkan tumpukan informasi untuk mencapai kesimpulan yang valid.

Konsultasikan, Pertanyaan dan Keputusan

Keputusan bijaksana adalah penting ketika seorang apoteker melayani dalam peran penasehat. Beberapa obat memerlukan peralatan atau persediaan tertentu untuk pemberian yang tepat. Ketika ada banyak pilihan, pasien sering menggunakan keahlian apoteker dan mencari nasihat tentang merek tertentu untuk digunakan. Karena berpikir kritis didasarkan pada penyelidikan, seorang apoteker harus mempertanyakan dan mendengarkan pasien untuk memastikan bahwa kebutuhannya dipahami sebelum memberikan nasihat. Pasien mungkin juga memiliki pertanyaan tentang resep baru. Misalnya, haruskah obat diminum dengan makanan atau perut kosong? Keterampilan berpikir kritis memungkinkan konsultasi yang tepat, baik dalam bentuk jawaban langsung atau rekomendasi untuk mencari perawatan medis.