Perusahaan sering memberikan beberapa bentuk pelatihan di tempat kerja untuk karyawan baru. Hal ini diperlukan untuk mempercepat perekrutan karyawan baru di tugas dan hubungan kerja mereka. Pelatihan formal mencakup struktur yang jelas, kerangka waktu dan tujuan. Pelatihan informal memiliki seperangkat pedoman yang lebih longgar, lebih terbuka untuk interpretasi dan memiliki beberapa kelemahan.
Elemen yang Terlewatkan
Salah satu masalah utama dengan pelatihan yang kurang formal adalah potensi yang lebih besar untuk pengawasan atau kesalahan. Hampir tidak mungkin bagi seorang manajer untuk mengingat setiap langkah pelatihan dan proses yang diperlukan dengan karyawan baru di posisi tertentu. Hal ini dapat menyebabkan karyawan ditempatkan dalam situasi dengan klien atau pelanggan yang sama sekali tidak siap untuknya. Ini dapat memiliki konsekuensi negatif pada hubungan bisnis dan moral karyawan.
$config[code] not foundKetidakefisienan
Pelatihan informal juga cenderung kurang efisien. Manajer dapat menghabiskan waktu mencoba mengingat kembali persyaratan dan teknik pelatihan. Selain itu, tanpa langkah-langkah yang jelas, manajer mungkin melupakan sesuatu dalam menjelaskan suatu proses dan harus memulai dari awal. Karyawan kemungkinan akan memiliki lebih banyak pertanyaan dengan pelatihan informal, karena mereka mengenali kesenjangan dalam pelatihan dan ingin merasa nyaman dalam kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Video Hari Ini
Dibawa ke kamu oleh Sapling Dibawa ke kamu oleh SaplingTidak Ada Sasaran atau Evaluasi
Pelatihan informal secara inheren berarti tidak ada tujuan spesifik dan terukur yang telah diuraikan. Ini membatasi keefektifan pelatihan, karena manajer tidak memiliki pemahaman konkret tentang hasil yang diinginkan, selain membantu karyawan mempelajari pekerjaan secara umum. Selanjutnya, tanpa tujuan yang dinyatakan, mengukur hasil pelatihan itu sulit. Jika tujuan Anda adalah mengembangkan karyawan ke titik di mana dia dapat menyelesaikan sejumlah penjualan dalam sebulan, misalnya, Anda bisa mengukur hasilnya. Tanpa tujuan, Anda akan kesulitan mengukur kemajuan atau kesuksesan.
Persepsi Karyawan
Karyawan dapat menganggap proses pelatihan informal sebagai kurang disengaja, menginspirasi dan berdedikasi. Ini dapat mengarah pada interpretasi bahwa pekerjaan karyawan memiliki nilai terbatas untuk organisasi. Bahkan jika tidak disengaja, pesan ini dapat berdampak negatif terhadap motivasi karyawan untuk belajar dan menerapkan apa yang dia pelajari dalam kinerja. Selain itu, pelatihan informal yang konsisten dapat berkontribusi pada budaya kerja negatif dan moral karyawan secara keseluruhan rendah.