Di permukaan setidaknya, jurnalis dan peneliti kualitatif tampaknya memiliki banyak kesamaan. Keduanya menghasilkan akun deskriptif tentang masalah dan peristiwa, mengandalkan metode yang sama untuk mengumpulkan informasi, seperti wawancara dan catatan publik. Meskipun memiliki kesamaan, wartawan dan peneliti kualitatif berbeda dalam hal yang signifikan, terutama tujuan keseluruhan dari pekerjaan mereka masing-masing.
$config[code] not foundMasalah dan Acara
Jurnalis dan peneliti kualitatif fokus pada mengamati dan mencatat masalah, peristiwa, dan fenomena di seluruh dunia, baik dalam bidang politik, bisnis, seni, atau bidang kehidupan lainnya. Namun, wartawan mendekati acara dengan penekanan pada pembuat berita, melaporkan acara ini kepada pemirsa dan pembaca. Acara yang layak diberitakan umumnya mencakup orang-orang dan tempat-tempat yang sudah dikenal, peristiwa dan masalah yang tidak biasa yang berdampak besar bagi masyarakat. Contoh peristiwa yang layak diberitakan termasuk serangan teroris 11 September 2001; krisis keuangan 2008; dan pemilihan presiden. Berbeda dengan jurnalis, penelitian kualitatif kurang didorong oleh peristiwa. Daripada meneliti serangan teroris tertentu atau pemilihan presiden, peneliti kualitatif mungkin menganalisis tanggapan publik terhadap serangan teroris atau persepsi pemilih terhadap calon presiden.
Deskripsi vs. Analisis
Wartawan mengumpulkan informasi untuk menggambarkan peristiwa penting dan menyajikannya dengan cara yang menceritakan sebuah kisah kepada hadirin, menggambarkan apa yang terjadi dan siapa yang terlibat. Penelitian kualitatif, dengan penekanan pada pengumpulan data yang tidak dapat dikuantifikasi, juga bersifat deskriptif, tetapi diarahkan untuk menganalisis suatu fenomena daripada memberikan narasi peristiwa. Narasi adalah elemen penelitian kualitatif, tetapi peneliti menggunakan informasi naratif sebagai data, membandingkan akun untuk mengungkap pola perilaku, kepercayaan, dan sikap subjek penelitian.
Video Hari Ini
Dibawa ke kamu oleh Sapling Dibawa ke kamu oleh SaplingJangka waktu
Kerangka waktu di mana wartawan dan peneliti kualitatif bekerja adalah faktor penting lainnya. Karena berita terjadi setiap hari, wartawan bekerja di bawah tenggat waktu yang ketat, sering kali perlu membuat cerita yang lengkap dalam satu atau dua hari. Universitas Negeri New York di Stony Brook mengamati bahwa ini berarti wartawan sering melaporkan dengan lebih sedikit bukti daripada peneliti kualitatif. Sebaliknya, peneliti kualitatif sering membenamkan diri dalam penelitian lapangan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, mengumpulkan data melalui wawancara, dokumen, dan observasi, kemudian menganalisis informasi, yang sering mengarah pada pengumpulan data lebih lanjut.
Landasan teori
Tidak seperti jurnalis, penelitian kualitatif memiliki landasan teoretis. Para peneliti di bidang pendidikan, ilmu sosial, dan disiplin ilmu lainnya mendasarkan pekerjaan mereka pada landasan teori, dengan harapan dapat memperluas tubuh pengetahuan. Universitas Negeri New York di Stony Brook menunjukkan bahwa karya jurnalis tidak memiliki landasan teoretis ini dan lebih fokus pada penjualan koran atau menarik perhatian pemirsa. Ini terkadang membatasi apa yang bisa dikatakan wartawan dalam laporan berita mereka.