Apa Itu "Konflik Peran" dalam Organisasi?

Daftar Isi:

Anonim

Konflik peran terjadi ketika seseorang dipaksa untuk mengambil peran yang terpisah dan tidak kompatibel. Konflik peran dapat terjadi ketika satu orang terbelah antara peran untuk organisasi yang berbeda atau ketika seseorang diminta untuk melakukan beberapa peran dalam satu organisasi. Sebagai contoh, seorang karyawan dengan peran pekerja dan manajemen di departemen yang sama mengasumsikan peran yang saling bertentangan antara supervisor dan rekan kerja.

$config[code] not found

Pentingnya Peran

Dalam istilah sosiologis, peran adalah pedoman penting untuk perilaku. Peran, dari orang tua hingga guru atau petugas polisi, mendefinisikan perilaku yang diharapkan seseorang dan menetapkan parameter untuk apa yang dapat diterima secara sosial. Sebagian besar anggota masyarakat mengambil sejumlah peran dalam kehidupan mereka. Misalnya, seorang individu mengambil peran berbeda di tempat kerja, di rumah atau di antara teman-teman. Setiap peran menciptakan seperangkat harapan dalam lingkungan tertentu.

Konflik Peran

Mengingat pentingnya peran, konflik peran dapat menjadi sangat kompleks dan menantang. Sebagai contoh, seorang pemadam kebakaran memiliki peran sosial yang memintanya untuk melindungi masyarakat dari bahaya. Ketika kebakaran meletus di bloknya sendiri, ia berkonflik antara tugasnya sebagai pemadam kebakaran dan perannya sebagai ayah dan suami yang mengharuskannya untuk mengurus keluarganya sendiri terlebih dahulu. Konflik peran yang kurang dramatis terjadi secara teratur bagi sebagian besar individu.

Video Hari Ini

Dibawa ke kamu oleh Sapling Dibawa ke kamu oleh Sapling

Konflik Peran Dalam Organisasi

Sementara sebagian besar konflik peran terjadi karena kewajiban kepada kelompok yang berbeda, konflik peran juga dapat terjadi dalam satu organisasi. Di banyak perusahaan, pengawas tingkat menengah juga bekerja di antara orang-orang yang mereka awasi. Hal ini menyebabkan konflik peran yang sering terjadi karena pengawas diharapkan bekerja bersama dengan kelompok dan melaporkan anggota yang kinerjanya rendah. Konflik peran juga dapat muncul ketika seorang karyawan diminta untuk melakukan tugas yang bertentangan. Misalnya, satu penyelia dapat meminta seorang karyawan untuk meningkatkan produksi dan sementara yang lain memintanya untuk meningkatkan kontrol kualitas.

Konflik Peran dan Kepribadian

ayah dan anak. gambar oleh Harvey Hudson dari Fotolia.com

Secara keseluruhan, konflik peran cenderung menyebabkan gesekan dan frustrasi, tetapi efeknya dapat bervariasi dari orang ke orang. Orang-orang tertentu lebih mampu mengambil peran yang berbeda dan menghindari gesekan ketika peran tersebut tumpang tindih. Yang lain merasa konflik ini sangat menegangkan dan tidak dapat memikul tanggung jawab ganda tanpa ketegangan atau dendam. Kemampuan untuk menangani tugas-tugas yang saling bertentangan dan menegosiasikan peran dengan anggota lain dapat menjadi keterampilan yang sangat berguna. Namun, orang yang dapat menangani peran yang saling bertentangan tidak harus lebih terampil dalam pekerjaan mereka sendiri daripada mereka yang tidak memiliki kemampuan ini.

Efek di Tempat Kerja

Secara umum, konflik peran memiliki efek negatif pada dinamika kelompok. Setiap anggota kelompok datang untuk mengharapkan perilaku tertentu dari anggota lain, meminta anggota tersebut untuk menjalankan perannya. Ketika peran ini terganggu oleh peran yang kontradiktif, orang lain dapat merasa kecewa dan bahkan kesal. Individu yang mengalami konflik peran juga dapat merasa frustrasi atau kewalahan. Dia bahkan mungkin merasa terluka oleh kebencian dari teman-temannya.

Menghindari Konflik

Konflik peran hampir tidak dapat dihindari dalam kelompok sosial yang kompleks. Setiap konflik adalah unik, sehingga tidak ada metode tunggal yang dapat mencegah semua jenis konflik peran. Namun, komunikasi terbuka membantu membatasi ketegangan dari konflik peran. Komunikasi yang jelas juga membantu semua anggota memahami bahwa setiap individu memiliki banyak peran untuk dilakukan.