Keterampilan Berpikir Kritis Keperawatan

Daftar Isi:

Anonim

Dalam keperawatan, keterampilan berpikir kritis terkait dengan proses pengambilan keputusan klinis. Keterampilan berpikir kritis keperawatan adalah pendekatan sistemik, logis, beralasan untuk proses keperawatan yang menghasilkan perawatan pasien yang berkualitas. Perawat terbuka untuk penalaran intelektual dan pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses aktif yang melibatkan perawat dalam menyaring data, memilih komponen mana yang vital dan kemudian menilai dan menyaring untuk membentuk proses pengambilan keputusan vital. Berpikir kritis adalah bagian dari proses keperawatan yang menganut komitmen yang mendalam untuk mempertahankan disiplin intelektual, serta merumuskan keputusan berdasarkan penilaian yang sehat dan kesimpulan logis. Berpikir kritis akan menghasilkan hasil klinis yang sangat baik dan keselamatan pasien.

$config[code] not found

Makna

Menilai seorang pasien memerlukan beberapa domain informasi, dan perawat harus dapat memutuskan informasi mana yang ditawarkan oleh pasien sangat penting. Informasi pasien bisa rumit, termasuk unsur tidak hanya dari keluhan klinis tetapi dari keluarga dan budaya. Dalam pendekatan yang beralasan, perawat mengidentifikasi prioritas awal dan berdasarkan pada prioritas yang disajikan pasien, serta pencapaian tujuan perawatan kesehatan, hasil yang jelas dapat dicapai.

Jenis

Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada berbagai staf yang berlisensi dan tidak berlisensi adalah bagian dari peran seorang perawat. Proses berpikir kritis menyediakan kerangka kerja untuk mensintesis informasi tentang seorang pasien agar dapat didelegasikan secara tepat. Tujuannya adalah kelanjutan penyediaan perawatan untuk hasil pasien terbaik.

Video Hari Ini

Dibawa ke kamu oleh Sapling Dibawa ke kamu oleh Sapling

fitur

Memasukkan keterampilan berpikir kritis juga melibatkan komponen reflektif. Perawat harus membuat keputusan berdasarkan penilaian klinis yang sehat, yang dikumpulkan dari berbagai sumber, serta pengamatan perawat sendiri. Komponen reflektif adalah tinjauan atas penilaian tersebut dan validasi kesesuaiannya.

Efek

Menggunakan pemikiran kritis juga memiliki komponen holistik. Perawat menganggap pasien sebagai orang yang utuh dan akan mendasarkan tujuan perawatan, perawatan dan pemulihan pada sudut pandang itu. Pengumpulan data dari sudut pandang holistik atau keseluruhan orang membutuhkan sintesis penilaian untuk memprioritaskan tujuan. Pendekatan orang seutuhnya mencakup unsur-unsur budaya serta tujuan kelembagaan.

Manfaat

Menggunakan pemikiran kritis juga memiliki komponen empati; yaitu kemampuan mendengarkan dengan penuh kasih. Perawat mengumpulkan banyak data atau informasi mengenai pasien dan memandu asuhan keperawatan pasien berdasarkan pengamatan serta interaksi. Mendengarkan empatik akan membantu perawat dalam menentukan prioritas untuk perawatan pasien bekerja sama dengan pasien untuk mencapai tujuan pasien yang diinginkan.