Tujuan Ilmu Forensik

Daftar Isi:

Anonim

Ilmu forensik adalah segala jenis ilmu yang digunakan dalam sistem hukum atau peradilan untuk mendukung dan menegakkan hukum. Ketika suatu kejahatan telah dilakukan dan bukti dikumpulkan di tempat kejadian, para ilmuwan menganalisisnya, sampai pada hasil ilmiah dan memberikan kesaksian ahli di pengadilan tentang temuan mereka. Ilmu forensik berkonsentrasi pada fakta-fakta yang membuktikan sesuatu terjadi atau tidak terjadi dalam kasus pidana atau perdata.

Sejarah

Penggunaan prinsip-prinsip ilmiah untuk membuktikan rasa bersalah atau tidak bersalah dalam masalah-masalah kriminal paling tidak berasal dari tahun 700 M, ketika Cina menemukan bahwa setiap sidik jari manusia adalah unik dan menggunakan fakta ini untuk menyelesaikan perselisihan. Pada 1800-an, para ilmuwan mengembangkan tes kimia untuk keberadaan darah dan mulai membandingkan peluru yang dikeluarkan dari berbagai senjata api. Pada tahun 1905, Presiden Theodore Roosevelt mendirikan Biro Investigasi Federal untuk analisis kasus-kasus kriminal. Pada tahun 1985, Sir Alec Jeffreys dari Inggris mengembangkan suatu proses untuk membuat profil materi genetik, atau DNA, dari setiap manusia. Saat ini, analisis ilmiah penting untuk menentukan kesalahan tersangka di hampir semua kasus kriminal.

$config[code] not found

Jenis

Akademi Ilmu Forensik Amerika mencantumkan 10 kategori ilmu forensik, termasuk biologi (ilmu kehidupan), psikiatri dan ilmu perilaku, toksikologi (studi tentang zat beracun) dan antropologi (studi tentang sisa-sisa manusia). Namun, hampir semua disiplin ilmu dapat digunakan untuk menganalisis bukti dalam masalah pidana. Ilmuwan serangga (ahli serangga), misalnya, dapat mempelajari larva lalat (belatung) pada korban pembunuhan untuk membantu penyelidik menentukan waktu kematian. Ilmuwan tanaman (ahli botani) menganalisis materi tanaman yang dikumpulkan di TKP dan korban atau tersangka. Ilmu komputer adalah disiplin lain yang semakin dipanggil untuk mengambil dan menganalisis bukti digital dalam kasus pidana.

Fungsi

Terlepas dari spesialisasi ilmiah mereka, semua ilmuwan forensik memiliki tujuan yang sama: memeriksa bukti dari TKP menggunakan pengetahuan dan prinsip ilmiah yang ketat untuk menemukan fakta tentang kasus kriminal. Karena hasilnya adalah fakta objektif, ilmu forensik dapat berguna baik untuk penuntutan dan pembelaan. Setiap disiplin ilmu forensik dapat membuktikan apakah dan bagaimana tersangka dan korban terkait satu sama lain atau dengan TKP itu sendiri.

Manfaat

Ilmu forensik telah menjadi salah satu bagian terpenting dari setiap kasus kriminal. Para ahli yang mempelajari bukti yang dikumpulkan di tempat kejadian kejahatan dan yang menjelaskan temuan ilmiah mereka kepada juri memungkinkan juri, pada gilirannya, untuk membuat keputusan yang baik tentang kesalahan atau tidak bersalah. Vonis pengadilan tidak didasarkan pada bukti langsung atau keterangan saksi mata tetapi pada fakta ilmiah yang kuat. Semakin beragam bidang sains yang semakin maju, sains forensik yang lebih penting akan ada di pengadilan dan dalam peran sistem peradilan untuk menghukum yang bersalah dan membebaskan yang tidak bersalah.

Pertimbangan

Ilmuwan forensik harus memperhatikan diri mereka sendiri dengan sains itu sendiri, bukan kejahatan. Agar bermanfaat di pengadilan, kesaksian mereka harus objektif, dapat diandalkan, dan hanya didasarkan pada fakta ilmiah. Jika fakta menunjukkan bahwa tidak ada kesimpulan yang jelas yang dapat ditarik, mereka harus menyatakan ini sebagai temuan mereka. Ilmuwan forensik tidak berpihak pada hukum. Mereka berada di sisi kebenaran ilmiah dan fakta dan harus berdiri di belakang hasil apa pun yang ditunjukkan oleh temuan mereka.